Ternate,- Rabu (8/11) hari kedua pelaksanaan Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Rumah Ibadah yang dilaksanakan oleh Balai Diklat Keagamaan Ambon yang diikuti oleh Para Pengurus Rumah Ibadah lingkungan Kankemenag Kota Ternate dan Kota Tidore Kepulauan sebanyak 30 peserta di Aula Nurhasanah Kantor Kementerian Agama Kota Ternate.
Para peserta tampak semangat dan antusias dalam menerima materi yang disampaikan oleh Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, Prof. Arskal Salim GP dengan mata diklat “Visi Misi dan Nilai Dasar Kemenag dan Sistem Pelatihan Kemenag”.
“Kementerian Agama RI ingin membangun Masyarakat yang cerdas, rukun, soleh, moderat dan unggul maka tugas kita tidaklah mudah, dibutuhkan wawasan dan pengetahuan kita untuk dapat memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat”, Ujar Prof. Arskal.
“Saat ini Indonesia memiliki jumlah penduduk terbanyak peringkat ke-4 dunia sehingga ini merupakan modal kita untuk menjadi bangsa yang besar. pembangunan nasional dan peradaban bangsa diawali dengan mengenal kaum muda”, katanya.
Prof. Arskal menyampaikan bahwa dominasi populasi Indonesia saat ini adalah generasi muda (milenial dan Z). Generasi inilah yang akan menentukan masa depan Indonesia Emas 2045, maka persiapannya harus dimulai sejak sekarang, untuk melahirkan generasi yang hebat.
Setiap generasi memiliki nilai berbeda yang dianut. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Generasi muda memiliki perilaku internetholic (bermain internet sejak dini), sehingga mereka mampu menguasai teknologi informasi dan komunikasi dan lebih peduli pada isu-isu global.
“Generasi Z Indonesia anggap agama paling penting dalam kebahagiaannya. Dengan internet saat ini, banyak dari mereka belajar agama melalui internet/website yang tidak jelas kredibilitasnya akhirnya mereka terjebak pada perilaku-perilaku ekstrem”, pungkasnya.
Dengan situasi seperti ini, maka Kemenag mencanangkan penguatan moderasi beragama. “Knowledge is Power” pengetahuan adalah kekuatan, dengan program-program moderasi beragama ini diharapkan dapat membuka sekat-sekat itu, saling mengenal dan menjaga kerukunan antar umat beragama dengan konsep moderasi beragama sebagaimana dalam QS. Al-Kafirun;6, “untukmu agamamu dan untukku agamaku”.
Dengan moderasi kita diajarkan bagaimana memanusiakan manusia, memuliakan martabat manusia, agama untuk kemanusiaan karena semua agama mengajarkan selamat di dunia dan di akhirat. (humas).